Senin, 20 April 2009

PEMILU Vs Tidur siang


Sebenarnya kami berharap banyak..

Saya tidak pernah menutup mata dengan urusan yang namanya politik, secuek – cueknya masyarakat Indonesia dan seawam – awamnya akan dunia ini , tetap saja manusia Indonesia harus berhadapan dengan yang namanya dunia politik. Walaupun tidak suka dan tidak mau terlalu ambil pusing dengan urusan ini, tetap saja banyak aspek kehidupan kita yang berhubungan erat dengan dunia ini. Banyak hal, mulai dari munculnya kebijakan – kebijakan yang krusial menyangkut hajat hidup orang banyak sampai tebal tipisnya dompet kita menyikapi kehidupan ekonomi Indonesia.
Tidak juga dengan urusan lingkungan, banyak juga yang tergantung dengan hasil pemilu kemarin, ya..walau saya tidak berkontribusi dalam pemilu kemarin (karena tidak tercantum dalam DPT..karena saya pendatang, yang di tempat asal juga tidak tercantum dalam DPT juga), saya masih punya yang namanya pengahrapan untuk terciptanya alam perpolitikan yang memuhak pada lingkungan. Sayang sekali apabila hasil pemilu hanya akan menelurkan politisi – politisi karbitan yang menjadikan ranah politik sebagai “mata pencaharian” bukan untuk meyalurkan aspirasi kepentingan rakyat dan kelestarian lingkungan Indonesia.

Politisi karbitan ini hanya akan berpihak pada kantongnya dan kantong partai, arogansi dan egoism semata yang ditonjol – tonjolkan biar kelihatan sebagai wakil rakyat yang “pinter, bermutu dan berpihak atas nama rakyat”. Akhirnya politisi – politisi menerapkan politik dagang sapinya tanpa berpikir amanah, menciptakan bermacam aturan yang ngawur yang jelas – jelas mempertebal kantongnya belaka.
Bukan berarti saya apatis (atau memang sedikit pesimis..) tapi kadang saya tidak habis piker dengan apa yang dilakukan para caleg kita, menghamburkan uang seperti sales obat yang berkoar – koar dengan janji – janji, menyebarkan sembako dan pengobatan gratis (kayak gratis). Kemudian setelah kalah, stress dan bunuh diri. Kenapa maju berperang tetapi takut kalah?? Sebagai manusia Indonesia ada baiknya kita belajar untuk dewasa dalam sikap politik. Memurnikan politik sebagai usaha untuk mengatur Negara sebaik mungkin untuk kepentingan bersama. Memang tidak mudah mengingat berbagai kepentingan yang ada, tapi seandainya kita mampu berbicara lagi pada hati nurani, dan mengingat kembali bahwa semua ini hanya anugerah Tuhan, mungkin kita bisa memperbaiki sikap dan bersikap dengan lebih bijak.
Menjadi wakil yang benar – benar mewakili rakyat, rakyat yang benar – benar menjadi rakyat yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban, serta kedewasaan dalam berpikir dan bertindak dengan mendahulukan kepentingan bersama. Saya berharap Indonesia menjadi tempat tinggal yang lebih baik yang lestari dan hijau, sehingga kedamaian dan kehidupan yang lebih baik dapat tercipta di bumi Indonesia.

Demi anak cucu kita……………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar